Setiap keputusan yang Anda ambil pasti akan berdampak di masa datang. Keputusan besar seperti kuliah yang Anda pilih, pasangan hidup yang Anda inginkan atau keputusan untuk memiliki anak, bisa juga berdampak cukup penting terhadap kehidupan Anda berkeluarga, terutama yang berkaitan dengan keuangan (uang). Sedangkan keputusan-keputusan yang kecil akan selalu mengikuti selama perjalanan kehidupan Anda berkeluarga,). merupakan waktu yang bersejarah bagi Anda dan keluarga, karena akan merubah sebagain besar perjalanan kehidupan Anda.
Uang yang Anda miliki bisa bekerja untuk Anda atau bekerja melawan Anda. semua ini sangat bergantung dengan pilihan yang Anda tentukan. Bila Anda mengambil keputusan yang benar maka uang yang sedikit akan bertumbuh dan bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup di masa datang. Sebaliknya, bila Anda mengambil keputusan yang salah, maka uang Anda miliki akan membebani Anda dengan bunga dan lainnya, sehingga menjauhkan Anda dengan tujuan keuangan yang Anda miliki.
Setiap hari kita selalu dihadapi oleh pilihan-pilihan seputar keuangan; BELANJA atau MENABUNG, BELI atau JUAL. Keputusan ini terlihat adalah keputusan saat itu, tapi keputusan yang Anda ambil sekarang akan berdampak dalam jangka panjang. Hal ini karena, keputusan keuangan yang kita ambil sekarang akan bertambah besar dampaknya dengan berjalannya waktu.
Sebagai illustrasi kami mencoba untuk memberikan apa yang terjadi dalam sebuah permainan golf. Jarak yang diinginkan akan sangat dipengaruhi oleh club yang dipakai. Bila Anda ingin memukul sejauh 180 m mungkin Anda membutuhkan club 4 iron. Sedangkan untuk jarak 125 m Anda menggunakan 9 iron.
Bila terjadi penyimpangan, satu derajat saja maka penyimpangan akan semakin besar dengan jarak yang lebih panjang, dalam hal ini 180 m. Dengan demikian semakin jauh jarak atau waktu, maka akan semakin besar pula penyimpangan yang terjadi. Begitu pula dengan keputusan keuangan yang menyimpang, dalam jangka panjang akan berdampak lebih besar terhadap keuangan Anda dan keluarga.
Cerita favorit seputar pilihan dan keputusan, dampaknya dalam jangka panjang terhadap uang yang Anda miliki adalah dalam hal keputusan untuk berbelanja (spending). Kemudahan yang diberikan oleh pengeluar kartu kredit untuk memiliki kartu kredit membuat Anda menjadi ingin memilikinya. Ditambah lagi dengan prestise yang ditawarkan. Kartu kredit bila tidak digunakan dengan bijak akan sangat membebani Anda dalam hal keuangan di masa datang.
Misalkan saja Anda membelanjakan sebesar Rp 5 juta dengan kartu kredit Anda bulan ini dan membayar nilai minimum pembayaran dari taihan Anda. Dengan bunga tahunan kartu kredit sebesar 36persen dan Rp 125 ribu fee tahunan, maka Anda membutuhkan waktu kira-kira 2,5 tahun untuk melunasi pembelanjaan yang Anda lakukan (Rp 5 juta).
Sebaliknya bila Anda membuat keputusan yang berbeda, maka hasilnya akan berbeda pula dan akan lebih menyenangkan bagi Ada. Bila Anda menginvestasikan Rp 5 juta dalam bentuk Reksadana dengan harapan keuntungan wajar sebesar 15 persen, maka dalam 2,5 tahun dana Anda akan berkembang menjadi sekitar Rp 7,090,000.
Bila Anda membuat keputusan yang sama merubah pola belanja dan menginvestasikan dana Anda setiap tahun sebanyak Rp 5 juta maka dalam jangka waktu 3 tahun mendatang uang Anda akan bertambah menjadi Rp 17,362,500. Bila Anda menyisihkan dana sebesar Rp 5 juta setiap tahun selama 20 tahun maka nilai uang Anda akan berkembang menjadi sekitar Rp 512,218,000.
Ini merupakan contoh klasik dari pilihan kecil, bila dilihat dalam waktu yang panjang, dapat merubah hidup Anda. Anda mungkin tidak mengingat semua keputuan kecil yang Anda ambil seputar belanja atau menabung selama hidup Anda. Tapi satu hal yang sangat penting di sini adalah rahasia terbesar dalam mengelola keuangan keluarga; kekuatan waktu dalam mengembangkan uang Anda (nilai waktu terhadap uang).
Konsep Anuitas
Anuitas adalah merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya. Beberapa contoh dari perhitungan Anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan bulanan kredit mobil Anda, rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas ini bisa merupakan arus kas masuk sebagai pengembalian atas investasi maupun arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi.
Nilai masa depan anuitas memberikan nilai dari sebuah perencanaan tabungan yang dilakukan secara tetap, baik besaran dan waktunya selama jangka waktu tertentu. Misalkan Anda memutuskan untuk menyisihkan atau menabung sebesar Rp.10 juta setiap akhir tahun selama 30 tahun untuk persiapan dana di saat Anda pensiun. Dengan asumsi bunga yang bisa didapat adalah sebesar 12 persen/tahun, berapa jumlah dana yang terkumpul setelah 30 tahun?
Perhitungan ini dapat dilakukan dengan rumus dari nilai masa depan Anuitas: FVA = {A x [(1+i)n-1]}/i. Menghitung dengan rumus di atas maka kita mendapatkan jumlah dana setalah 30 tahun sebesar Rp 2,413,326,843. Perhatikan, bahwa dana yang Anda investasikan selama 30 tahun hanya sejumlah Rp 300 juta (Rp.10 juta x 30 tahun). Selisih nilai sebesar Rp 2,113,326,843 merupakan bunga dana didapat dari hasil perhitungan bunga berbunga selama 30 tahun. Bukan main dampak waktu terhadap uang yang Anda miliki.
Bila target nilai Rp 2,1 miliar merupakan dana yang ingin Anda miliki saat pensiun nanti maka menabunglah sebsar Rp 10 juta, tahun selama 30 tahun dengan bunga 12 persen/tahun. Sementara itu, nilai tunai dari sejumlah anuitas (PVA) merupakan kebalikan dari FVA, di mana PVA = {A x (1-[1/(1+i)n])}/ i. Dalam rumus ini i adalah tingkat suku bunga dan n adalah jumlah pembayaran. Jika diperhitungkan dari contoh di atas, maka PVA= {Rp.10 juta x (1-[1/(1,12)30])}/ 0,12 = Rp 80,84 juta.
Logikanya seperti ini, dengan jumlah dana sebesar Rp.80,84 juta yang Anda tempatkan saat ini selama 30 tahun ke depan dengan bunga 12 persen/tahun maka nilai investasi ini akan berjumlah Rp 2,113 miliar (sama dengan perhitungan bila Anda menyisihkan Rp 10 juta selama 30 tahun dengan bunga 12 persen/tahun).
Dilihat dari contoh perhitungan ini, bunga berbunga atau bunga majemuk sangatlah penting untuk dipahami oleh semua individu karena memberikan suatu alternatif perhitungan investasi guna mencapai tujuan keuangan yang Anda dan keluarga miliki.
Semoga penjelasan kali ini memberikan masukan dan tambahan ilmu bagi Anda semua.n
Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis
6.1 Payback period
Payback period dalam bisnis dan ekonomi mengacu pada periode waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi untuk "membayar" jumlah investasi awal. Sebagai contoh, $ 1000 investasi yang kembali $ 500 per tahun akan memiliki payback period dua tahun. Secara intuitif mengukur berapa lama sesuatu yang diperlukan untuk "membayar untuk dirinya sendiri." Asalkan semua sederajat, lebih pendek periode pengembalian lebih baik daripada periode pengembalian lebih lama. Payback period digunakan secara luas karena kemudahan penggunaan.
Istilah ini juga digunakan secara luas di berbagai jenis investasi daerah, sering kali berkaitan dengan teknologi efisiensi energi, pemeliharaan, upgrade, atau perubahan lainnya. Sebagai contoh, sebuah bola lampu fluorescent ringkas dapat digambarkan dari memiliki periode pengembalian sejumlah tahun atau operasi jam, dengan asumsi biaya-biaya tertentu. Di sini, kembali ke investasi terdiri dari penurunan biaya operasi. Meskipun pada awalnya adalah istilah keuangan, konsep payback period kadang-kadang diperluas untuk kegunaan lain, seperti energi payback period (periode waktu di mana penghematan energi dari sebuah proyek yang sama jumlah energi yang dikeluarkan sejak awal proyek).
Payback period sebagai alat analisis ini sering digunakan karena mudah diterapkan dan mudah dipahami bagi kebanyakan orang, terlepas dari pelatihan akademis atau bidang usaha. Ketika digunakan dengan hati-hati atau untuk membandingkan investasi serupa, itu bisa sangat berguna. Sebagai alat yang berdiri sendiri untuk membandingkan investasi dengan "melakukan apa-apa," payback period tidak memiliki kriteria yang jelas untuk pengambilan keputusan.
Payback period dianggap sebagai metode analisis dengan keterbatasan dan kualifikasi untuk penggunaannya, karena tidak memperhitungkan benar nilai waktu uang, risiko, pembiayaan atau pertimbangan penting lainnya seperti biaya kesempatan. Sementara nilai waktu uang bisa diperbaiki dengan menerapkan beban biaya modal rata-rata diskon, umumnya sepakat bahwa alat ini untuk keputusan investasi tidak boleh digunakan dalam isolasi. Langkah-langkah alternatif "kembali" lebih disukai oleh ekonom net present value dan internal rate of return. Asumsi implisit dalam menggunakan payback period yang mengembalikan dengan investasi terus setelah payback period.
Kompleksitas tambahan muncul ketika perubahan arus kas menandatangani beberapa kali, yang berisi arus keluar di tengah-tengah atau di akhir proyek seumur hidup. Payback period yang diubah algoritma dapat diterapkan kemudian. Pertama, jumlah semua arus kas dihitung. Kemudian kumulatif arus kas positif ditentukan untuk setiap periode. Yang diubah payback period dihitung sebagai saat di mana kumulatif arus kas positif melebihi total kas keluar.
6.2 Investment Balance Diagram
Balanced Investment telah mengalami tiga generasi yaitu: Generasi pertama yang memperkenalkan 4 pespektif, generasi kedua Bsc dengan strategy maps dan linkage diagram dan yang terakhir generasi ketiga intangible asset readiness.
Sedikit mengulas BSC generasi pertama dengan didefinikan 4 persepktif dalam perusahaan yang harus diukur kinerjanya. Dengan adanya Empat perspektif ini dimungkinkan terjadinya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan dan antara outcome yang diinginkan dan kinerja yang memicu outcome tersebut. Empat perspektif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan ( Financial Perspective)
Balanced scorecard memakai perspektif keuangan sebagai perspektif yang terjadi akibat dari perspektif yang lain (customer, proses bisnis internal dan pembelajaran & pertumbuhan) atau dengan katanya lain perspektif ini secara otomatis akan terwujud dari baik buruknya kinerja 3 perspektif dibawahnya. Pengukuran kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, penerapannya, dan pelaksanaannya memberikan kontribusi pada peningkatan yang mendasar. Oleh karena itu persepektif keuangan tidak memilki initiative stratetegik untuk mencapai sasaran strategic. Sasaran strategic dari perspektif keuangan adalah shareholder value seperti meningkatnya ROI (Return on Investment), pertumbuhan pendapatan perusahaan, dan berkuranganya biaya produksi.
2. Perspektif Kustomer (Costumer Perspective)
Pada perspektif ini, perusahaan mengidentifikasikan dan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasarnya. Perspektif ini memiliki beberapa pengukuran utama dari outcome yang sukses dengan formulasi dan penerapan strategi yang baik. Sasaran strategic dari perspektif customer ini adalah Firm equity diantaranya adalah meningkatnya kepercayaan customer atas produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, kecepatan layanan yang diberikan dan kualitas hubungan perusahaan dengan kustomernya.
3. Perspektif Proses bisnis /internal ( Internal Process Perspective)
Fokus dalam perspektif ini adalah proses internal dari manajemen perusahaan yang harus dilakukan. Proses internal yang harus dilakukan adalah proses yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa sehingga dapat menarik dan mempertahankan pelanggan di pasar yang akhirnya dapat memuaskan ekspektasi pemegang saham. Perbedaan fundamental antara pendekatan tradisional dan Balanced scorecard sebagai berikutp pendekatan tradisional bertujuan untuk memantau dan meningkatkan proses bisnis yang telah ada. Sementara pendekatan Balanced scorecard akan selalu mengindentifikasi keseluruhan proses yang BARU dimana perusahaan harus memenuhi tujuan keuangan dan pelanggannya. Sasaran strategic dari perspektif proses bisnis ini adalah organizational capital seperti meningkatnya kualitas proses layanan kepada customer, komputerisasi proses layanan kepada customer, dan penerapan insfrastruktur teknologi yang memudahkan pelayanan kepada customer.
4. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan ( learning and Growth perspective)
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini mengindentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan perusahaan di jangka panjang. Sasaran strategic dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah human Capital. Sebagai contoh peningkatan kompetensi dan komitmen dari staff perusahaan.
Gambaran mengenai 4 perspektif dalam Balance scorecard terlihat dalam diagram yang dinamakan cause and effect diagram atau diagram hubungan sebab akibat. Dalam diagram tersebut tergambar antara hubungan sasaran strategic dengan dalam perspektif yang berbeda. Balanced scorecard mengidentifikasi dan membuat secara eksplisit hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara pengukuran outcome dan pemicu kinerja dari outcome tersebut.
Proses pembuatan Balance scorecard secara manual memang diakui memerlukan energi yang besar dan diperlukan ketekunan yang tinggi, dimulai pada saat pendefinisian visi dan misi perusahaan, sasaran strategic perusahaan, pengukuran hasil (outcome measure) dan pemicu kinerja berdasarkan perspektif Balance scorecard yang disesuaikan dengan setiap unit bisnis dalam perusahaan. Dapat dipastikan bahwa penerapan Balance scorecard secara manual mempunyai tingkat kegagalan yang besar terutama dalam konsistensi dan komunikasi antara top, middle, lower management.
6.3 Contoh Investasi modal
Berinvestasi merupakan keputusan untuk masa depan dalam jangka waktu yang relatif lama. Karena kita hidup saat ini dan untuk masa depan, maka keputusan untuk berinvestasi dalam bentuk apapun akan menjadi hal yang sangat penting. Tentu saja harus dengan pertimbangan yang matang dan menghindari sekecil mungkin kesalahan yang dibuat.
Berikut kesalahan umum dalam investasi :
1. Tidak melakukan apa-apa.
Memang tidak ada jaminan bahwa pasar akan naik setelah kita mulai berinvestasi. Tapi yang pasti , tanpa melakukan apa-apa dijamin kita tidak akan mendapatkan masa pensiun yang menyenangkan. Hal ini serupa dengan langkah utama dalam bisnis online, yaitu “Harus berani memulai.”
2. Telat memulai.
Telat memulai merupakan dosa kedua dalam berinvestasi. Semakin awal anda mulai, semakin baik masa depan anda. Hal ini bisa dibuktikan melalui table pada artikel pada posting investasi akumulasi. Bayangkan berapa ruginya Anda ketika telat memulai, bahkan telat 1 tahunpun.
3. Berinvestasi Sebelum Melunasi Tagihan Kartu Kredit.
Investasi anda jadi tidak berarti jika pendapatan anda terus digerogoti bunga kartu kredit. Bunga tagihan kartu kredit luar biasa mahalnya, berkisar antara 24-36% p.a. Bayar dulu tagihan kartu kredit anda baru berinvestasi. Atau, gunakanlah kartu kredit Anda dengan sangat bijaksana, dan sedapat mungkin langsung lunasi, jangan tergiur dengan cara pembayaran minimum, karena bunga kartu kredit ini akan mencekik keuangan Anda.
4. Investasi untuk Jangka Pendek.
Sisihkan dana jangka pendek saja untuk instrumen jangka pendek. Untuk investasi di pasar modal, pastikan dana ini tidak akan anda butuhkan setidaknya 3-5 tahun ke depan. Ingat tujuan investasi yang utama adalah untuk masa depan dengan jangka waktu yang panjang.
5. Cari aman.
Kalau kita masih sangat muda, mayoritas bisnis investasi harus di pasar modal. Karena punya waktu yang sangat panjang, investor muda punya kesempatan untuk memanfaatkan setiap koreksi tajam di pasar dan mengambil keuntungan untuk jangka panjang. Walau sejalan dengan umur kita mungkin butuh obligasi yang memberikan pendapatan yang tetap. Saham mesti mendapat porsi mayoritas.
6. Terlalu berspekulasi.
Tidak setiap instrument investasi cocok untuk setiap orang. Kita akan coba cari jenis bisnis investasi yang cocok dengan profil psikologis investasi anda pada bahasan berikutnya.Walaupun anda seorang yang super berani, tidak sepatutnya menempatkan semua uang pada satu saham yang sangat spekulatif.
7. Terlalu sering bertransaksi.
Investor yang terlalu suka trading sering terjebak dengan psikologis pasar sehingga menjual ketika harga rendah dan beli ketika harga tinggi. Selain akan menambah biaya investasi, investor yang suka trading cenderung untuk kehilangan potensi keuntungan jangka panjang
6.4 Contoh kesempatan investasi industri besar
a. Klasifikasi dan Morfologi
Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput‐rumputan dengan spesies Zea mays L. jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal, akar
adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut
juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku yang paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah. Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah.
Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang
jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60‐300 cm.
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku‐buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8‐48
helain. Tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelompok daun, lidah daun,
dan helaian daun. Kelompok daun umumnya membungkus batang. Antara kelompok dan
helaian terdapat lidah daun yang disebut liguna. Liguna ini berbulu dan berlemak. Fungsi liguna
adalah mencegah air masuk kedalam kelompok daun dan batang.
Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak lengkap. Bungan jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada
bunga yang berbeda. Bungan jantan terdapat di ujung batang. Adapun bungan betina terdapat
di ketiak daun ke‐6 atau ke‐8 dari bunga jantan.
Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200‐400 biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut paricarrp. Bagian atau lapisan kedua yaitu
endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu
embrio atau lembaga.
b. Potensi Pasar dan Perkembangan Harga Jagung
Kebutuhan jagung di Indonesia saat ini (2004) cukup besar, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan
kering per tahun. Adapun konsumsi jagung terbesar untuk pangan dan industry pakan ternak.
Hal ini dikarenakan sebanyak 51 % bahan baku pakan ternak adalah jagung.
Dari sisi pasar, potensi pemasaran jagung terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat
dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya akan meningkatkan
permintaan jagung sebagai campuran bahan ternak. Selain bahan pakan ternak, saat ini juga
berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk tepung jagung di kalangan masyarakat.
Produk tersebut banyak dijadikan bahan baku untuk pembuatan produk pangan. Dengan
gambaran potensi pasar jagung tersebut, tentu membuka peluang bagi petani untuk menanam
jagung atau meningkatkan produksi jagungnya.
c. Kegunaan Jagung
Keuntungan bertanam jagung ternyata sangat besar. Selain biji sebagai hasil utama, batang
jagung merupakan bahan pakan ternak yang sangat potensial. Dengan demikian, dalam
pengusahaan jagung selain mendapat biji atau tongkol jagung, masih ditambah lagi dengan
brangkasannya yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi.
Dari segi pengelolaan, keuntungan bertanam jagung adalah kemudahan dalam budidaya.
Tanaman jagung merupakan tanaman yang tidak membutuhkan perawatan intensif (tidak
manja) dan dapat ditanam di hampir semua jenis tanah. Resiko kegagalan bertanam jagung
umumnya sangat kecil dibandingkan tanaman palawija lainnya.
Hampir seluruh bagian tananam jagung memiliki nilai ekonomis. Secara umum, beberapa
manfaat bagian‐bagian tanaman jagung dijelaskan sebagai berikut.
‐ Batang dan daun muda untuk pakan ternak ;
‐ Batang dan daun tua (setelah panen) untuk pupuk hijau atau kompos ;
‐ Batang dan daun kering untuk kayu bakar ;
‐ Batang jagung untuk lanjaran (turus).
Secara garis besar, kegunaan jagung dapat dikelompokkan manjadi tiga, yaitu bahan pangan,
pakan ternak, dan bahan baku industry.
1. Bahan Pangan
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, jagung sudah menjadi konsumsi sehari‐hari.
Biasanya jagung dibuat dalam bentuk makanan seperti jagung, bubur jagung, jagung
campuran beras, dan banyak lagi makanan tradisional yang berasal dari jagung.
2. Bahan Pakan Ternak
Bagi sebagian besar peternak di Indonesia, jagung merupakan salah satu bahan campuran
pakan ternak. Bahkan di beberapa pedesaan jagung digunakan sebagai bahan pakan utama.
Biasanya, jagung dicampur bersama bahan pakan lain seperti dedak, shol’gum, hijauan, dan
tepung ikan. Pakan berbahan jagung umumnya diberikan pada ternak ayam, itik, dan puyuh.
3. Bahan Baku Industri
Di pasaran, banyak beredar produk olahan jagung. Produk olahan jagung tersebut umumnya berasal dari industri skala rumah tangga hingga industri besar. Secara garis besar, beberapa
industri yang mengolah jagung menjadi produk sebagai berikut:
a. Industri giling kering, yaitu menghasilkan tepung jagung ;
b. Industri giling basah, yaitu menghasilkan pati, sirup, gula jagung, minyak, dan dextrin ;
c. Industri destilasi dan fermentasi, yaitu industri yang menghasilkan etil alcohol, aseton,
asam laktat, asam sitrat, gliserol, dan lain‐lain.
Kabupaten Garut merupakan penghasil jagung terbesar di Jawa Barat (40% kebutuhan Jabar dipasok oleh Garut). Setiap tahunnya luas panen jagung di Garut tidak kurang dari 50 ribu ha.
Produksi terbesar dari jagung panen berhasil, tahun 2004 luas panen mencapai 54.946 ha
dengan produktivitas 53,46 ton/ha. Pengembangan komoditi jagung dapat dilakukan pada
industri hulu dan hilir. Industri hilir yang berupa pengolahan pasca panen baru dilaksanakan
pada tingkat home industri. Selain itu dengan potensi peternakan di Kabupaten Garut
dimungkinkan untuk menunjang dikembangkannya industri hilir yang lebih maju.
Selain bijinya, bagian lain yang dapat dimanfaatkan adalah tongkol jagung yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan campuran pakan ternak, kemudian batangnya dapat dijadikan
senagai bahan pulp (bahan kertas), serta daunnya yang dapat dimanfaatkansebagai bahan
pengemasan makanan(parking).
merupakan tananam yang relative dapat tumbuh pada semua daerah dari dataran
rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.000‐1.800 m dpl.
Sedangkan daerah yang tinggian antara 0‐600 m dpl.
d. Analisis Ekonomi Agribisnis Tanaman Jagung
NAMA PROYEK : Agribisnis Jagung
KAPASITAS : 500 pohon (sampel penelitian)
LOKASI : Samarang, Pasirwangi, Wanaraja, Karangpawitan, Bayongbong,
Cisurupan, Cilawu, Cibalong.
Luas Lahan
KEBUTUHAN LAHAN : 1 Ha (sample penelitian)
STATUS LAHAN : Perkebunan Milik Rakyat
KEBUTUHAN TENAGA KERJA: 1 orang tenaga kerja/Ha (pengawas)
15 orang tenaga tidak tetap
Jumlah : 16 orang
PERKIRAAN INVESTASI
Modal Tetap : Rp. 23.514.000/Ha
Modal Kerja : Rp. 118.494.000/Ha
Jumlah : Rp. 141.008.000/Ha
e. Dukungan Studi
Studi/identifikasi Peluang Investasi (Opportunity Study) : √ ( ada )
Prastudi Kelayakan Proyek (pre Feasibility Study) : √ ( ada )
Studi Kelayakan Proyek (FS) : √ ( ada )
f. P rofabilitas Finasial
1. BEP = 222 Pohon. atau
BEP = Rp.62.107.206
2. NPV = Rp. 26.405.000 (Proceeds 168.413.000 dan outlays 142.008.000 dan estimasi rr 12%)
3. IRR = 16,48%
4. ROI (Th ke 4) = 17,63 % (dibulatkan) dan
ROI (Th ke 5) = 44,73 %
5. PAYBACK PERIOD = Panen pertama (th ke 4) inventasi dapat dikembalikan