Solar Tracker
Perancangan
ini bertujuan untuk membuat suatu alat penyimpan energi listrik
melalui solar cell yang dapat seoptimal mungkin mendapatkan panas dari
sinar matahari. Kondisi ini dapat dilakukan jika solar cell tersebut
selalu tegak lurus terhadap arah fokus datangnya sinar matahari, dengan
demikian solar cell harus selalu mengikuti arah pergerakan matahari.
Untuk dapat merealisasi sistem tersebut dibutuhkan beberapa sensor peka cahaya yang membaca arah datangnya cahaya dari beberapa sudut. Sudut yang paling kuat dari sensor peka cahaya tersebut diasumsikan sebagai sudut fokus arah datangnya sinar matahari, sehingga sudut dengan fokus terkuat tersebutlah yang akan diikuti oleh pergerakan solar tracker ini.
Sebagai sensor peka cahaya digunakan 5 buah sensor peka cahaya (LDR), empat buah diantaranya diletakkan pada kondisi keempat penjuru mata-angin dan sebuah lagi ditempatkan ditengah-tengahnya sebagai pembanding dari masingmasing fokus yang diterima oleh LDR terkuat tersebut. Kepekaan paling kuat dari LDR tersebut akan diikuti oleh pergerakan solar cell hingga terdapat nilai kepekaan yang sama antara salah satu LDR yang diikuti tersebut dengan LDR yang ditengah sebagai pembandingnya. Dengan kondisi ini maka solar cell akan selalu mendapatkan sinar matahari secara optimal disepanjang hari.
Selain memanfaatkan sensor peka cahaya realisasi alat ini juga didukung dengan beberapa rangkaian terkombinasi yang masing-masing berfungsi sebagai penyimpan energi listrik yang diterima oleh solar cel tersebut dalam hal ini diaplikasikan kedalam accumulator 12 volt. Selain ini juga terdapat unit penampil data daya yang dihasilkan oleh penerimaan energi pada solar cel. Sedangkan sebagai penggerak / tracker solar cell ini menggunakan motor DC terkopel gearbox yang masing-masing track-nya digerakkan melalui sistem pemrograman pada mikrokontroller AT 89S52. Secara keseluruhan realisasi sistem ini ditunjukkan seperti:
Sistem Rangkaian Sensor Peka Cahaya
Pada
alat ini menggunakan empat buah sensor peka cahaya LDR yang dipasang
sebagai pelacak arah fokus datangnya sinar matahari, di mana ke empat
sensor tersebut membentuk formasi layang-layang sama sisi dan di
tengahnya terdapat sebuah LDR lagi yang berfungsi sebagai pembanding
kuat cahaya yang diterima oleh masing-masing sensor pada kondisi
terfokusnya. Pada kondisi sebuah sensor mempunyai kepekaan terkuat maka
tracker akan bergerak menuju arah tersebut hingga didapatkan suatu
kondisi kepekaan sensor terkuat tersebut sama dengan kepekaan yang
diterima oleh sensor yang ditengah sebagai pembandingnya. Pada
aplikasinya keempat sensor tersebut masing-masing dihubungkan dengan
komparator pada input inverting, sementara sensor yang di tengah
dihubungkan pada keempat komparator tersebut pada input non
invertingnya.
Gambar 2 Skematik Posisi dan Sistem Rangkaian Sensor
Berdasar
prinsip kerja LDR dimana pada kondisi mendapatkan cahaya maka
tahanannya turun, sehingga dengan metode rangkaian diatas pada LDR yang
mendapatkan kuat cahaya terbesar maka tegangan yang dihasilkan adalah
tertinggi. Masing-masing tegangan keluaran LDR terhubung dengan terminal
inverting rangkaian komparator. Sehingga dengan sistem rangkaian
diatas, komparator akan menghasilkan logika tinggi jika salah satu dari
ke empat LDR mempunyai tegangan keluaran lebih besar dari tegangan
keluaran pembadingnya. Logika keluaran rangkaian komparator inilah yang
digunakan sebagai sinyal informasi bagi rangkaian pemrograman untuk
menggerakkan motor DC menuju arah LDR dengan tegangan terbesar tersebut.
Dengan demikian Tracker akan mencari sumber cahaya terkuat hingga
didapatkan kondisi tegangan keluaran LDR pembanding sama atau bahkan
lebih besar dari keempat LDR yang dituju tersebut. Pada kondisi ini
keluaran komparator berlogika rendah sehingga melalui pemrograman pada
mikrokontroller putaran motor DC akan dihentikan.
SISTEM MINIMUM MIKROKONTROLER AT89S52
Dalam
menjalankan chip IC mikrokontroler MCS-51 memerlukan komponen
elektronika pendukung lainnya. Suatu rangkaian yang paling sederhana dan
minim komponen pendukungnya disebut sebagai suatu rangkaian sistem
minimum. Dalam perancangan Tugas Akhir ini, sistem minimum
mikrokontroler AT89S52 terdiri dari:
1. Chip IC mikrokontroler AT89S52 keluarga MCS-51
2. Kristal 12 MHz
3. Kapasitor
4. Resistor
Gambar 4 Diagram Alir Mikrokontroller sebagai Penggerak Solar Tracker
Berdasar diagram alir yang disusun diatas maka dapat dirancang suatu
metode pemrograman berbahasa assembler sebagai proses pengalamatan data
komparator.
PERANCANGAN RANGKAIAN DRIVER
Rangkaian driver dirancang untuk mengaktifkan motor DC sebagai penggerak solar tracker. Kombinasi rangkaian driver ini dirancang supaya motor DC dapat berputar forward-reverse, menyesuaikan input program yang bekerja berdasar pembacaan sinyal dari LDR. Rangkaian driver ini diperlukan untuk memberikan pemisahan tegangan kontrol sebesar 5 volt yang dihasilkan dari keluaran mikrokontroller menjadi tegangan sesuai yang dibutuhkan oleh motor DC tersebut. Untuk merealisasi ide ini dilakukan dengan menggunakan transistor yang memanfaatkan tegangan kecil dari mikrokontroller sebagai pemicu dioda masukannya dan memberikan tegangan yang relatif lebih besar pada transistor keluarannya. Metode reverse-foreward pada cara kerja motor DC dilakukan dengan membalik arah arus yang melalui motor, hal ini direalisasikan dengan menempatkan empat buah relay sebagai pembentuk arah arus dimana relay digerakkan dari sebuah driver BD 139 yang memicu transistor D 313.
Gambar 5 Rangkaian Driver
Driver pada rangkaian diatas menggunakan BD 139 untuk memicu
transistor D 313 pada rangkaian daya penggerak motor DC. Untuk setiap
motor dengan arah gerakan referse forward digerakkan dengan menggunakan
empat buah relay (C1, C2, C3, C4) sebagai saklar daya yang membentuk
kuadrant arah arus yang masuk pada polaritas motor. Dimana C1 dan C2
aktif bersama sebagai pemicu forward motor DC, dan C3 dan C4 aktif
bersama sebagai pemicu reverse motor DC. Dengan konfigurasi rangkaian
seperti pada gambar diatas maka dapat daiuraikan prinsip kerja aliran
arus sebagai penggerak motor sebagai berikut, saklar C1 dan C2
mengalami kondisi ON – OFF secara bersama-sama demikian juga saklar C3
dan C4 karena keduanya dipicu dari sebuah transistor. Pada saat
transistor S1 mendapatkan pulsa maka relay C1 dan C2 ON menyebabkan
masing-masing kontak nya terhubung ke NO sehingga motor pada sisi “a”
menuju C1 terhubung ground dan motor pada sisi “b” menuju C2 terhubung
tegangan VCC. Kondisi ini menyebabkan motor berputar pada arah tertentu
(sebut saja kanan). Pada saat transistor S2 mendapatkan pulsa maka
relay C3 dan C4 ON menyebabkan masing-masing kontaknya terhubung ke NO
sehingga motor pada sisi “a” menuju C4 terhubung tegangan VCC dan motor
pada sisi “b” menuju C3 terhubung ground. Kondisi ini menyebabkan
motor berputar pada arah sebaliknya. Dengan demikian berdasarkan
pemicuan pulsa pada transistor 1 dan 2 akan mengaktifkan ke empat relay
tersebut untuk membuat suatu kondisi motor berputar pada dua arah yang
saling berlawanan.
Sedangkan pada BD 139 sendiri memiliki cara kerja dimana ketika
tegangan dari output mikrokontroller memicu dioda led pada pin 1, dioda
tersebut akan memancarkan sinar yang diterima oleh fototransistor
sehingga transistor pada sisi keluaran BD 139 menutup, hal ini
menyebabkan arus pada sumber (VCC) mengalir dari Kolektor menuju Emitor
dan memicu transistor.
SUMBER DAN REFERENSI :
http://joaldera.blogspot.com/2007/09/pemanfaatan-mikrokontroler-sebagai.html
imahmaulana.blogspot.com